PEKALONGAN, AYOSEMARANG.COM - Sebagai lembaga baru, Badan Pangan Nasional (Bapanas) berupaya membangun tata kelola ketahanan pangan nasional yang lebih baik.
Sebagai upayanya, Bapanas terus menguatkan kolaborasi dengan petani dan peternak, akademi dan berabagai pihak dalam meningkatkan produktivitasnya di sejumlah komoditas pangan.
Kepala Bapanas, Arief Prasetyo Adi inflasi Indonesia di angka 5,9 persen dan pertumbuhan ekonomi 5,7 persen. Artinya masih ada jarak antara inflasi dan pertumbuhan ekonomi.
Baca Juga: Warga Kendal Kerja Bakti Bareng Tinggikan Jalan Utama, Atasi Banjir Rob
"Pertumbuhan ekonomi kalau boleh lebih tinggi daripada inflasi. Tidak ada gunanya jika inflasi lebih tinggi dibanding pertumbuhan ekonomi," katanya usai kegiatan peringatan Hari Pangan Sedunia di Kanzus Sholawat Habib Luthfi Kota Pekalongan, Kamis 10 November 2022.
Ia menyebut, inflasi yang bisa dijaga berasal dari pola konsumsi. Terutama dari barang barang pangan.
Arief meminta agar para kepala daerah untuk menggunakan Dana Alokasi Umum serta Dana Bagi Hasil Cukai dan Hasil Tembakau (DBHCHT) senilai Rp 2,17 triliun untuk menjaga inflasi.
Baca Juga: BI Tegal Klaim Bazar Murah Komoditas Pangan Turunkan Laju Inflasi di Eks Karsidenan Pekalongan
Di sisi lain, ia mengatakan saat ini Bapanas sedang merancang tata kelola pangan Indonesia. Salah satu yang menjadi perhatiannya adalah penggunaan teknologi.
Contohnya, jangan lagi komoditas pangan langsung ditebas hingga habis setelah panen. Perlu penggunaan teknologi untuk memperpanjang usia komoditas pangan.
Hadir dalam kegiatan tersebut, Plt Asisten II Ekonomi dan Pembangunan Sekda Provinsi Jawa Tengah pemerintah Provinsi Jawa Tengah, Sujarwanto menyebut tiga komoditas pangan menjadi penyumbang inflasi tertinggi di Jawa Tengah. Ketiganya yaitu beras, kedelai untuk tahu tempe dan minyak goreng.
"Untuk beras pengaruhnya hanya sedikit, untuk kedelai saya kira harus gemar menanam kedelai. Sebab, ketergantungan tempe tahu kita sudah tinggi," katanya.
Baca Juga: Peringati Hari Pahlawan 10 November, Pj Bupati Batang Lani Dwi Rejeki: Jangan Sebar Fitnah dan SARA
Untuk beras yang menjadi faktor penyebabnya karena saat ini musim tanam bukan panen. Di sisi lain, tidak sedikit sawah yang terdampak bencana banjir akhir-akhir ini.
"Hanya tiga itu, komoditas lainnya deflasi," jelasnya.
Ia menyebut inflasi provinsi Jawa Tengah saat ini di angka 6,0 persen. Turun dibanding bulan lalu yang ada di angka 6,04 persen.
Artikel Terkait
Tak Ngerti Keseluruhan Wayang Kulit, Ketua Pepadi Batang Terpilih Bertekat Kaderisasi Dalang Cilik
Pj Bupati Batang: Skill Calon Tenaga Kerja Sangat Mencukupi untuk KIT Batang
Pemkab Batang Buka PPPK 815 Formasi Guru dan 45 formasi PPPK Nakes
5 Teknik Dasar Tenis Meja yang Perlu Kamu Kuasai Sebelum Bermain
AYO Daftar! Pabrik di KIT Batang Butuh 15.000 Karyawan Baru Lulusan SMK
Berikan Kejutan Akhir Tahun, Yamaha Hadirkan Produk Terbaru FreeGo 125 Connected
Berikan Kejutan Akhir Tahun, Yamaha Hadirkan Produk Terbaru FreeGo 125 Connected