Dampak Pembangunan KIT Batang, 600 Karyawan PT PN 9 Berpotensi Kehilangan Pekerjaan

- Kamis, 20 Oktober 2022 | 20:36 WIB
Presiden Joko Widodo saat groundbreaking pembangunan pabrik Wavin Orbia di KIT Batang, Senin (3/10/2022). (Dok)
Presiden Joko Widodo saat groundbreaking pembangunan pabrik Wavin Orbia di KIT Batang, Senin (3/10/2022). (Dok)

BATANG, AYOBATANG.COM - Alih fungsi lahan PT Pekebunan Nusantara 9 Siluwuk menjadi Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang menjadi momok bagi 600 karyawannya.
 
Pasalnya, 600 buruh perkebunan tersebut berpotensi kehilangan mata pencaharian sebagai penderes karet milik PT PN 9 Siluwuk. Dari jumlah itu rata-rata berijazah SD, SMP dan SMA bahkan ada yang tidak sekolah.
 
Kepala Dinas Tenagakerja Kabupaten Batang, Suprapto mengatakan, Pemkab Batang terus berupaya agar penderes karet tidak kehilangan pekerjaan.

Baca Juga: Sidang ke-4 Dugaan Tagihan Fiktif Pelabuhan PLTU Batang, Saksi Mengaku Tidak Melihat Pelayanan

PT PN 9 Siluwuk punjuga sudah meminta Pemerintah Pusat mengeluarkan program upskilling and reskilling.
 
“Pemerintah Pusat, Pemprov Jateng dan Kabupaten Batang sudah ada komunikasi. Dari 600 karyawan, sudah ada 15 orang  dikirim untuk mengikuti pelatihaan ke Balai Besar Peningkatan Produktivitas (BBPP) Bekasi. Dari 15 orang yang lulus hanya 13 orang,” kata Suprapto saat ditemui di kantornya, Kamis 20 Oktober 2022.
 
Lalu, Pemkab Batang juga meminta anggaran Pemerintah Provinsi Jawa Tengah untuk menggelar pelatihan melalui mobil traning unit (MTU) yang dilaksanakan di Perkebunan Siluwuk.
 
“Pelatihan MTU ada dua angkatan, angkatan pertama jurusan teknik elektronik rumah tangga sebanyak 20 orang dan angkatan kedua jurusan boga sebanyak 16 orang,” ungkapnya.

Baca Juga: Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Pekalongan: Tak Kekurangan Kader Gantikan Ganjar Pranowo
 
Suprapto menyebutkan bahwa pelatihan kedua jurusan tersebut bukan untuk pemenuhan tenaga kerja di KIT Batang. Tapi lebih cenderung untuk wirausaha dan tambahan penghasilan bagi buruh PT PN Siluwuk yang terdampak pembangunan KIT Batang.
 
“Kitakan belum tahu pabrik di KIT Batang beroperasinya kapan. Lha sambil menunggu, mereka kita kasih bekal untuk wirausaha sambilan,” kata Suprapto.
 
Ia juga menyatakan bahwa secara intern pihak Manjemen KIT Batang sudah menerima buruh eks PT PN 9 Siluwuk untuk dipekerjakan di kawasan industri tersebut.
 
“Kita tidak tahu data berapa jumlahnya yang sudah bekerja. Mereka dipekerjakan sebagai Cleaning Service (CS) Satpam dan sebagian diperkerjakan di kontruksi pembangunan pabrik di kawasan industri,” ungkapnya.

Baca Juga: Usai Hadiri Seminar Inklusi Keungan Syariah HSN, Pj Bupati Batang Bawa Angin Segar Untuk Ponpes
 
Pemkab Batang, kata dia, masih terus berkoordinasi dengan Pemerintah Pusat dan KIT Batang untuk meminta anggaran pelatihan program upskilling and reskilling.
 
“Program upskilling and reskilling itu supaya pada saatnya pabrik-pabrik di KIT Batang beroperasi bisa dipekerjakan di pabrik maupun pendukung kawasan, seperti mensuplai makanan, jadi satpam maupun tenaga kebersihannya,” jelasnya.
 
Suprapto juga menegaskan, mereka buruh PT PN 9 Siluwuk yang terdampak yang belum alih pekerjaan tidak di PHK. Tapi mereka masih karyawan yang dipekerjakan di unit usaha perkebunan lainya.
 
“Walau pun sebenarnya secara kebutuhan SDM di unit usaha perkebunan PT PN 9 Siluwuk masih mencukupi. Tapi karena dampak ini harus diakomodir, meskipun menjadi beban,” tukasnya.

Editor: Regi Yanuar Widhia Dinnata

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X