BATANG, AYOBATANG.COM -- Sejumlah perusahaan yang sudah membangun pabrik di Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang di tahun 2023 mulai merekut tenaga kerja.
Direktur Utama KIT Batang, Ngurah Wirawan, menargetkan proyek strategis nasional (PSN) mulai beroperasional pada 2024.
"Saat ini kami sudah masuk tahap ke pengoperasian. Walaupun pabrik-pabrik itu secara efektif baru di tahun 2024, tapi sepanjang 2023 ini kita harapkan sudah bisa mengoperasikan bangunan rumah susun," katanya beberapa waktu lalu.
Ia menjelaskan target 2024 adalah sekitar 20 ribu tenaga kerja. Perkiraannya, sejumlah tenaga kerja itu akan terserap bertahap, tidak langsung sekaligus.
Ngurah menyebut beberapa tenant yang segera beroperasi antara lain industri footwear pada akhir 2023. Lalu sebagian besar beroperasi pada akhir 2024.
Selain rumah susun, target lainnya adalah pengelolaan air bersih menggunakan waduk yang ada. Lalu juga bersama pemerintah provinsi Jawa Tengah dan pemkab Batang untuk persiapan pelatihan calon tenaga kerja.
"Oleh sebab itu kami menilai dengan pemprov dan pemkab kita harus betul-betul siapkan ini. Karena Membangun fisik gampang tapi membangun manusia itu repot," ucapnya.
Adapun nilai kontruksi hingga saat ini dari 12 tennant mencapai Rp 5 triliun lebih.Bukan hanya masalah operasional, pihak KIT Batang juga memfasilitasi UMKM Batang.
Rekrutmen tenaga kerja di KIT Batang mendapat peehatian dari Dewan Pakar Partai Kesejahteraan Sosial (PKS) Rizal Bawazier.
Ia meminta para stakeholder mempercepat proses penyiapan Sumber Daya Manusia (SDM) untuk proyek strategis nasional (PSN) itu.
"Hal yang saya tekankan adalah memprioritaskan warga lokal Batang untuk mengisi posisi pekerja di tennant itu," katanya
Ia menyebut, pemerintah Kabupaten Batang hingga pemerintah harus mulai mempersiapkan SDM Kabupaten Batang. Apalagi, informasinya, pada akhir 2023 mulai ada tennant yang mulai merekrut pekerja.
Rizal Bawazier , sapaan akrabnya, mengatakan informasi tentang pusat perekrutan pekerja di KIT Batang, Anjungan Siap Kerja Kementrian Ketenagakerjaan (Kemnaker) perlu lebih gencar disosialisasikan. Bahkan, jika perlu pengelola anjungan jemput bola untuk melatih calon tenaga kerja.
Baginya, upaya jemput bola itu bisa dilakukan ke beberapa sekolah menengah kejuruan (SMK) atau lulusan perguruan tinggi di Batang. Sebab, untuk membentuk SDM yang sesuai kompetensi industri kelas dunia tentu butuh waktu.
"Perlu ada pemrosesan di semacam Skill Development Center (SDC) untuk memberi keterampilan sesuai yang dibutuhkan industri di KITB," urainya.