Kasus HIV di Batang Rangking Empat di Jateng, Kini Menjangkiti Komunitas Lelaki Seks Lelaki

- Kamis, 25 Mei 2023 | 18:10 WIB
Kasi Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular (P2PM) Dinkes Batang, Muhammad Wahyudi saat menjadi pemateri rakor evaluasi deteksi dinidini,  preventif dan respon penyakit. (dok)
Kasi Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular (P2PM) Dinkes Batang, Muhammad Wahyudi saat menjadi pemateri rakor evaluasi deteksi dinidini, preventif dan respon penyakit. (dok)

AYOBATANG.COM - Kasi Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular (P2PM) Dinkes Batang, Muhammad Wahyudi menyebutkan, Kasus human immunodeficiency virus (HIV) Berdasarkan data 2022 Kabupaten Batang menempati ranking empat di Jawa Tengah.

Dalam kasus tersebut, orang pengidal HIV wajib mengkonsumsi obat Antiretroviral (ARV) setiap hari. Hal itu untuk menjaga dan meningkatkan imunitas untuk menekan jumlah virus.

Kabupaten Batang berada di bawah Kota Semarang, Kabupaten Cilacap dan Kabupaten Jepara. Penurunan ini karena kesadaran pengidap untuk mengonsumsi ARV makin baik,” terangnya, usai menjadi pemateri Rakor Evaluasi Deteksi Dini, Preventif dan Respon Penyakit, Kamis 25 Mei 2023.

Baca Juga: GMC Ajak Anak Muda Lebih Produktif dengan Lomba Bulu Tangkis

Kasus HIV tersebut tidak hanya menjangkiti wanita pekerjaan seks (WPS) tapi juga sekarang menjangkiti komunitas Lelaki Seks Lelaki (LSL).

“Tahun 2022 dari 2.605 LSL yang diperiksa, 114 di antaranya pengidap HIV,” jelas Muhammad Wahyudi

Oleh karena iti kata Dia, Perlu adanya pencegahan dengan mengintensifkan pendidikan Kesehatan Reproduksi (Kespro) di segala jenjang pendidikan. Karena fenomena LSL sudah merambah di usia 14 tahun.

Baca Juga: Tegas! Pj Bupati Batang Marahi Camat yang Tak Datang Rapat ODF

“Hasil akhirnya agar pelajar mampu bertanggungjawab alat reproduksinya,” tegasnya.

Sementara itu, Sekretaris Disdikbud Batang Budiono mengakui, pengenalan pendidikan seksual memang harus diberikan kepada anak sejak awal.

"Anak harus diedukasi area tubuh sensitif yang harus dijaga, jika tidak akan terjadi kesalahpahaman," ungkap Budiono.

Baca Juga: Pemkab Batang Mulai Sosialisasikan Pencegahan Kekerasan Seksual ke Pondok Pesantren

Pengenalan pendidikan seksual kata Dia, bukan pornografi. Karena tergantung sudut pandang dan cara penyampaiannya kepada anak.

"Itu bagian fitrah manusia yang harus menjaga area sensitifnya. Selama ini pengenalan pendidikan seksual diberikan melalui mata pelajaran Biologi dan Bimbingan Konseling. Kepastian penerapan materi khusus Kespro mohon tunggu karena sedang disusun dalam Rancangan Peraturan Bupati (Raperbup), " Jelasnya.

Halaman:

Editor: Icep Abdul Azis

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X